Penemu Jaringan 4G Ternyata Dari Indonesia, Ini Orangnya

Jaringan 4G - Umurnya memang masih 36 tahun, kendati demikian Khoirul Anwar seorang anak desa terpencil Kediri Jatim berhasil mengembangkan teknologi transmitter yang saat ini dunia mengenalnya sebagai teknologi 4G. Teknologi yang semula dipandang tak berguna oleh beberapa pihak. Ya, Khoirul Anwar adalah penemu jaringan 4G pada tahun 2004 yang saat ini secara luas digunakan di beberapa negara dan tak terkecuali Indonesia belum lama ini.
Penemu Jaringan 4G Ternyata Dari Indonesia,

Anak dari desa ini menemukan teknologi 4G ketika masih menempuh program doktoral di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang. Penemuan ini di latar-belakangi adanya kenyataan masalah pada power wifi. Di satu titik, kadang menjadi sangat besar power yang dihasilkan namun di titik lain melemah, begitu seterusnya. Untuk itu Anwar mencoba memanfaatkan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan. Sebuah FFT dipasangkan dengan FFT aslinya, tujuannya agar dapat menormalkan power yang dikeluarkan. Pertama kali dipresentasikan di Hokkaido tahun 2005 ide ini dinilai tak mungkin penyebabnya, jika 2 FFT dipasangkan maka akan saling meniadakan power keduanya. Pandangan itu pula yang diperoleh ketika mempresentasikan penelitiannya di Australia.

Khirul Anwar lantas menuju Amerika untuk membuat paten teknologi temuannya dengan hak paten "Transmitter and Receiver". Tak dinyana International Telecommunication Union (ITU) yang bermarkas di Jenewa, Swiss pada tahun 2008 menetapkan standar teknologi 4G. Dan teknologi yang digunakan sebagai standar ialah inovasi yang dipatenkannya tahun 2006. Selanjutnya teknologi miliknya pada tahun 2010 dipakai menjadi standar internasional untuk kepentingan satelit.

Anwar adalah lulusan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu lulusan terbaik tahun 2000. Anwar kemudian berusaha memperoleh beasiswa magister dari Panasonic Jepang, lolos dan memilih sebuah universitas di Tokyo. Sayang dia tak lolos seleksi yang dilaksanakan sebuah universitas di Tokyo termasuk kemampuan berbahasa Jepang. Supaya tak dikembalikan ke tanah air kemudian ia berpindah ke universitas lain, yaitu NAIST. Di sini ia lulus seleksi dan merampungkan studi magisternya dalam 1,5 tahun. Selanjutnya ia meneruskan pendidikan doktoral-nya dan mempelajari transmitter tadi.

Sekarang Khoirul Anwar adalah asisten profesor di Japan Advance Institute of Science and Technology. Anwar sangat berterima kasih kepada pemerintah Jepang karena sangat menghargai para ilmuwan. Seperti dirinya yang mendapat kemudahan biaya penelitian. Malah untuk masalah paten, biaya yang dibutuhkan dibayarkan oleh pemerintah Jepang. Hal lain yang menjadikan Anwar salut, masyarakat Jepang sangat bangga memakai barang buatan sendiri kendati jelek. Terpenting prosesnya dilakukan dan jika sudah benar maka selanjutnya tinggal menyempurnakan. Jika langsung membuat yang sempuran tentu tak kan mungkin. Mengenai implementasi teknologi 4G di Indonesia, Khoirul Anwar menganggapnya belum terlambat sebab potensinya masih cukup besar untuk memanfaatkannya bagi kepentingan masyarakat.